Seringkali seseorang menemui kesulitan dalam menguraikan konsep "pemahaman" yang nantinya akan menjadi sebuah landasan teori dalam penulisan karya ilmiah. Tetapi tidak perlu dikwatirkan, kali ini saya akan menguraikan konsep pemahaman itu sendiri. Semoga artikel yang sederhana ini dapat membantu saudara-saudara yang hendak mencari landasan-landasan teori tentang "definisi pemahaman". Simak uraian berikut ini.
Pada hakikatnya, pemahaman merupakan salah satu bentuk
hasil belajar. Pemahaman ini terbentuk akibat dari adanya proses belajar. Pemahaman
berasal dari kata dasar paham yang berarti mengerti. Menurut Fajri dan Senja
(2008), pemahaman berarti proses perbuatan cara memahami (dalam
http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/). Sedangkan
Depdikbud (1994) menjelaskan bahwa kata paham dapat berarti: (1) pengertian;
pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti
benar. Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti
benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an
menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau
memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (dalam http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/).
Dalam kamus psikologi, kata pemahaman berasal dari kata insight yang mempunyai arti wawasan,
pengertian pengetahuan yang mendalam. Jadi, arti dari insight adalah suatu pemahaman atau penilaian yang beralasan
mengenai reaksi-reaksi pengetahuan atau kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki
seseorang (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2203596-pengertian-pemahaman/).
Pemahaman berarti mengerti benar atau mengetahui benar. Pemahaman
dapat juga diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu, maka belajar
berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi
serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi.
Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap
maknanya, adalah tujuan akhir setiap mengajar. Pemahaman memiliki arti sangat
mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada porsinya. Tanpa itu, maka
pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak akan bermakna.
Partowisastro (1983: 22-24) mengemukakan empat macam
pengertian pemahaman, yakni sebagai berikut: (1) pemahaman berarti melihat
hubungan yang belum nyata pada pandangan pertama; (2) pemahaman berarti mampu
menerangkan atau dapat melukiskan tentang aspek-aspek, tingkatan, sudut
pandangan-pandangan yang berbeda; (3) pemahaman berarti memperkembangkan
kesadaran akan faktor-faktor yang penting; dan (4) berkemampuan membuat ramalan
yang beralasan mengenai tingkah lakunya.
Berdasarkan urian-uraian di atas dapat dipahami bahwa
pemahaman merupakan kemampun diri dalam mengerti atau mengetahui dengan benar
terhadap sesuatu. Kemampuan memahami ini menjadi bagian penting dalam
mengetahui atau mempelajari sesuatu. Belajar dengan mengharapkan sesuatu hasil
yang baik, tidak cukup hanya sebatas kemampuan mangetahui. Seseorang memiliki
pengetahuan atau mengetahui sesuatu, namun belum pasti ia memahaminya. Tetapi,
seseorang yang memiliki pemahaman, sudah tentu ia mengetahuinya. Jadi,
pemahaman masih lebih tinggi tingkatannya daripada pengetahuan.
Usman (2002: 35) melibatkan pemahaman sebagai bagian dari
domain kognitif hasil belajar. Ia menjelaskan bahwa pemahaman mengacu kepada
kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan
merupakan tingkat berpikir yang rendah. Selanjutnya, Sudjana (2010: 24) membagi
pemahaman ke dalam tiga kategori, yakni sebagai berikut: (a) tingkat
pertama atau tingkat terendah, yaitu pemahaman terjemahan, mulai dari
terjemahan dalam arti sebenarnya; (b) tingkat kedua adalah pemahaman
penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui
berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok; dan (c) pemahaman tingkat ketiga
atau tingkat tertinggi, yakni pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi
diharapkan mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang
konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus,
ataupun masalahnya.
Memperhatikan uraian-uraian di atas, maka dapat diketahui
bahwa pemahaman marupakan salah satu bentuk pernyataan hasil belajar. Pemahaman
setingkat lebih tinggi dari pengetahuan atau ingatan, namum pemahaman ini masih
tergolong tingkat berpikir renda. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemahaman
diperlukan proses belajar yang baik dan benar. Pemahman siswa akan dapat
berkembang bila proses pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.
Sumber:
1) http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/; diakses tanggal 3 Juli 2012.
2) http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2203596-pengertian-pemahaman/; diakses tanggal 3 Juli 2012.
3) Partowisastro, Koestoer. 1983. Dinamika dalam Psikologi Pendidikan.
(Jilid I). Jakarta: Erlangga.
4) Sudjana, Nana. 2010. Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
5) Usman,
Moh. Uzer. 2002. Menjadi
Guru Profesional. (Cet. XIV). Ed. II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
TERIMA KASIH YA PAK...SBG BHN SKRIPSI INI... :)
BalasHapuswaaah sangar membantu dalam tugas akhir saya, terimakasih
BalasHapusSama-sama. semoga bermanfaat.
HapusTerima kasih Pak. Sangat Bermanfaat
BalasHapusSama-sama
HapusArtikel yang lengkap, dicantumkan daftar pustakanya Pak. Bagus Pak :)
BalasHapussama-sama.
BalasHapusterimakasih,sangat membantu sebagai referensi penyelesaian tugas akhir saya.
BalasHapus